Pengikut

RSS
Post Icon

kajian pustaka

Pengertian kajian pustaka

A. Pengertian Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus dirujuk di dalam skripsi. Referensi ditulis urut menurut abjad huruf awal dari nama akhir/keluarga penulis pertama dan tahun penerbitan (yang terbaru ditulis lebih dahulu).

Dalam Penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk penelitian dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita kenal juga sebagai literatur atau pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini kemudian kita jadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam penelitian.

Penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk penelitian dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita kenal juga sebagai literatur atau pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini kemudian kita jadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam penelitian.

Kajian pustaka: menjelaskan laporan tentang apa yang telah ditemukan oleh peneliti lain atau membahas masalah penelitian. Kajian penting yang berkaitan dengan masalah biasanya dibahas sebagai subtopik yang lebih rinci agar lebih mudah dibaca. Bagian yang kurang penting biasanya dibahas secara singkat. Bila ada beberapa hasil penelitian yang mirip dengan masalah penelitian, maka dapat dituliskan: ”Beberapa penelitian juga telah dilaporkan dengan hasil yang hampir sama (Adam, 1976;Brown, 1980; Cartwright, 1981; Davis, 1985; Frost, 1987)”

Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.

B. Kriteria Pemilihan Sumber Pustaka

Kriteria pemilihan sumber pustaka mencakup:

1) Ketetapan (adequa-cy)
Isi dari sumber pustaka sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan.

2) Kejelasan (clarity)
Sumber pustaka harus mudah dipahami atau dimengerti oleh peneliti.

3) Empiris (empericalness)
Sumber pustaka itu berdasarkan pada kenyataan bukan hasil imajinasi.

4) Terorganisasi (Organization)
Isi dari sumber pustaka harus terorganisasi dengan baik sehingga memudahkan peneliti untuk mencari informasi.

5) Kemutakhiran (Recen-cy)
Sumber pustaka harus berdasarkan perkembangan terbaru dalam bidangnya (up to date).

6) Relevansi (relevance)
Sumber pustaka berhubungan dengan penelitian.

7) Meyakinkan (convic-ingness)
Sumber pustaka dapat menjadi acuan yang terpercaya bagi peneliti.

Berdasarkan penggunaan acuan diatas yaitu: sumber acuan umum dan khusus, penelitian dapat melakukan dua penelaahan atau analisis dalam mengambarkan kajian pustaka yang berkaitan. Penalaran deduktif dilakuakn berdasarkan teri-teri atau konsep-konsep umum yang ada dan penalaran induktif dilakukan berdasarkan sintesis atau pemaduan hasil-hasil penelitian.

Secara garis besar sumber bacaan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Referensi umum: sumber yang dijadikan rujukan utama oleh peneliti, misalnya dari artikel tertentu, karangan ilmiah, buku, dan dokumen lainnya yang berkaitan langsung dengan pertanyaan penelitian. Referensi umum merupakan indeks, yaitu daftar pengarang, judul buku, tempat penerbitan artikel atau wacana atau berupa abstrak.

2. Sumber primer: adalah publikasi di mana seseorang melakukan penelitian penelitian kemudian diterbitkan. Penulis mengkomunikasikan temuannya secara langsung kepada pembaca. Sumber primer penelitian pendidikan adalah journal, misalnya Journal of Research in Science Teaching. Ada journal yang diterbitkan bulanan, tiga kali dalam setahun, dan artikel yang dimuat merupakan laporan hasil penelitian.

3. Sumber sekunder: adalah publikasi di mana penulis mendeskripsikan hasil karya orang lain. Sumber sekunder adalah buku (text books), ensiklopedia pendidikan, kajian penelitian, atau buku tahunan

C. Cara Melakukan Penelusuran Pustaka
Penelusuran pustaka meliputi:
1. Memilih bidang dan deskriptor yang sesuai dengan minat,
2. Menelusur judul-judul dan abstrak yang relevan,
3. Menempatkan dokumen sumber-sumber primer yang sangat penting.
Penelusuran literatur atau pustaka memerlukan suatu arahan dan fokus. Langkah pertama adalah mengidentifikasi bidang kajian yang sesuai dan sekaligus termasuk deskriptornya. Langkah berikutnya adalah menelusur judul-judul dan abstrak yang relevan. Penelusuran yang baik mencakup tiga kategori dokumen, yaitu:
1. Artikel-artikel yang diterbitkan,
2. Artikel-artikel yang tidak diterbitkan,
3. Disertasi atau tesis.
Diantara tiga dokumen penting yaitu artikel-artikel jurnal, disertasi atau tesis, dan laporan tak dipublikasikan (laporan penelitian), artikel-artikel jurnal adalah paling ringkas dan secara teknis paling baik karena adanya tuntutan yang amat tinggi dari jurnal yang akan diterbitkan. Dalam mengkaji bahan pustaka kita dapat melakukan dengan cara mengidentifikasi sumber atau bahan yang relevan dengan masalah penelitian, mencari judul-judul hasil penelitian yang relevan, memilih dan memilah sumber pustaka yang paling relevan dari hasil penelitian, menyusun bahan pustaka mana yang paling sesuai untuk mendukung penelitian, menuliskan bagian kajian literatur, dan menyusun bahan acuan


DAFTAR PUSTAKA

http://www.rosyid.info/2009/09/menyajikan-hasil-tinjauan pustaka-dalam.html

http://one.indoskripsi.com/node/5790

http://catatankuliahdigital.blogspot.com/2009/10/kajian pustaka.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

ANALISIS DATA

Analisis Data

  1. Pengertian Analisis data

Kata analysis berasal dari bahasa Greek (Yunani), terdiri dari kata “ana” dan “lysis“. Ana artinya atas (above), lysis artinya memecahkan atau menghancurkan. Secara difinitif ialah: ”Analysis is a process of resolving data into its constituent components to reveal its characteristic elements and structure” Ian Dey (1995: 30). Agar data bisa dianalis maka data tersebut harus dipecah dahulu menjadi bagian-bagian kecil (menurut element atau struktur), kemudian mengaduknya bersama untuk memperoleh pemahaman yang baru

Analisa data merupakan proses paling vital dalam sebuah penelitian. Hal ini berdasarkan argumentasi bahwa dalam analisa inilah data yang diperoleh peneliti bisa diterjemahkan menjadi hasil yang sesuai dengan kaidah ilmiah. Maka dari itu, perlu kerja keras, daya kreatifitas dan kemampuan intelektual yang tinggi agar mendapat hasil yang memuaskan. Analisis data berasal dari hasil pengumpulan data. Sebab data yang telah terkumpul, bila tidak dianalisis hanya menjadi barang yang tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati, data yang tidak berbunyi. Oleh karena itu, analisis data di sini berfungsi untuk mamberi arti, makna dan nilai yang terkandung dalam data itu (M. Kasiram, 2006: 274).

Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data

Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya

  1. Jenis-jenis analisis data

Jenis-jenis analisis data ini terbagi pada dua bagian, yaitu, data kualitatif dan data kuantitatif.

  1. Data kualitatif

Analisis kualitatif adalah aktivitas intensive yang memerlukan pengertian yang mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, dan pekerjaan berat. Analisa kualitatif tidak berproses dalam suatu pertunjukan linier dan lebih sulit dan kompleks dibanding analisis kuantitatif sebab tidak diformulasi dan distandardisasi

  1. Data kuantitatif

Munculnya aliran filsafat positivisme ini dipelopori oleh seorang filsuf yang bernama August Comte (1798 – 1875). Comte jugalah yang menciptakan istilah ”sosiologi” sebagai disiplin ilmu yang mengkaji masyarakat secara ilmiah. Mulai abad 20-an sampai dengan saat ini, aliran positivisme mampu mendominasi wacana ilmu pengetahuan. Aliran ini menetapkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh ilmu-ilmu manusia maupun alam untuk dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan yang benar, yaitu berdasarkan kriteria-kriteria eksplanatoris dan prediktif. Untuk dapat memenuhi kriteria-kriteria dimaksud, maka semua ilmu harus mempunyai pandangan dunia positivistik, yaitu : 1) Objektif. Teori-teori tentang semesta haruslah bebas nilai; 2) Fenomenalisme. Ilmu pengetahuan hanya bicara tentang semesta yang teramati. Substansi metafisis yang diandaikan berada di belakang gejala-gejala penampakan disingkirkan; 3) Reduksionisme. Semesta direduksi menjadi fakta-fakta keras yang dapat diamati; dan 4) Naturalisme. Alam semesta adalah obyek-obyek yang bergerak secara mekanis seperti bekerjanya jam (Burhan Bungis: 2005; 31-32)

  1. Perbedaan analisis data kualitatif dan kuantitatif

Kebutuhan pemahaman yang benar dalam menggunakan pendekatan, metode ataupun teknik untuk melakukan penelitian merupakan hal yang penting agar dapat dicapai hasil yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditentukan sebelumnya. Perbedaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yaitu:
1. Konsep yang berhubungan dengan pendekatan
Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir; oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis.
Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variable masing-masing. Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya.
2. Dasar Teori
Jika kita menggunakan pendekatan kualitatif, maka dasar teori sebagai pijakan ialah adanya interaksi simbolik dari suatu gejala dengan gejala lain yang ditafsir berdasarkan pada budaya yang bersangkutan dengan cara mencari makna semantis universal dari gejala yang sedang diteliti. Pada mulanya teori-teori kualitatif muncul dari penelitian-penelitian antropologi , etnologi, serta aliran fenomenologi dan aliran idealisme. Karena teori-teori ini bersifat umum dan terbuka maka ilmu social lainnya mengadopsi sebagai sarana penelitiannya.
Lain halnya dengan pendekatan kuantitatif, pendekatan ini berpijak pada apa yang disebut dengan fungsionalisme struktural, realisme, positivisme, behaviourisme dan empirisme yang intinya menekankan pada hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata.

3. Tujuan
Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ialah mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi teori, tahap ini dikenal sebagai “grounded theory research”.
Sebaliknya pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variable, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.
4. Desain
Melihat sifatnya, pendekatan kualitatif desainnya bersifat umum, dan berubah-ubah / berkembang sesuai dengan situasi di lapangan. Kesimpulannya, desain hanya digunakan sebagai asumsi untuk melakukan penelitan, oleh karena itu desain harus bersifat fleksibel dan terbuka.
Lain halnya dengan desain penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, desainnya harus terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin sebelumnya. Desainnya bersifat spesifik dan detil karena desain merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan sebenarnya. Oleh karena itu, jika desainnya salah, hasilnya akan menyesatkan. Contoh desain kuantitatif: ex post facto dan desain experimental yang mencakup diantaranya one short case study, one group pretest, posttest design, Solomon four group design dll.nya.
5. Data
Pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif, maksudnya data dapat berupa gejala-gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, artefak dan catatan-catatan lapangan pada jsaat penelitian dilakukan.
Sebaliknya penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif datanya bersifat kuantitatif / angka-angka statistik ataupun koding-koding yang dapat dikuantifikasi. Data tersebut berbentuk variable-variajbel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu, misalnya skala nominal, ordinal, interval dan ratio.
6. Sampel
Sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif penekanan pemilihan sample didasarkan pada kualitasnya bukan jumlahnya. Oleh karena itu, ketepatan dalam memilih sample merupakan salah satu kunci keberhasilan utama untuk menghasilkan penelitian yang baik. Sampel juga dipandang sebagai sample teoritis dan tidak representatif
Sedang pada pendekatan kuantitatif, jumlah sample besar, karena aturan statistik mengatakan bahwa semakin sample besar akan semakin merepresentasikan kondisi riil. Karena pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sample yang besar, maka stratafikasi sample diperlukan . Sampel biasanya diseleksi secara random. Dalam melakukan penelitian, bila perlu diadakan kelompok pengontrol untuk pembanding sample yang sedang diteliti. Ciri lain ialah penentuan jenis variable yang akan diteliti, contoh, penentuan variable yang mana yang ditentukan sebagai variable bebas, variable tergantung, varaibel moderat, variable antara, dan varaibel kontrol. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat melakukan pengontrolan terhadap variable pengganggu.
7. Teknik
Jika peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka yang bersangkutan kan menggunakan teknik observasi terlibat langsung atau riset partisipatori, seperti yang dilakukan oleh para peneliti bidang antropologi dan etnologi sehingga peneliti terlibat langsung atau berbaur dengan yang diteliti. Dalam praktiknya, peneliti akan melakukan review terhadap berbagai dokumen, foto-foto dan artefak yang ada. Interview yang digunakan ialah interview terbuka, terstruktur atau tidak terstruktur dan tertutup terstruktur atau tidak terstruktur.
Jika pendekatan kuantitatif digunakan maka teknik yang dipakai akan berbentuk observasi terstruktur, survei dengan menggunakan kuesioner, eksperimen dan eksperimen semu. Dalam mencari data, biasanya peneliti menggunakan kuesioner tertulis atau dibacakan. Teknik mengacu pada tujuan penelitian dan jenis data yang diperlukan apakah itu data primer atau sekunder.
8. Hubungan dengan yang diteliti
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti tidak mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan yang dibangun didasarkan pada saling kepercayaan. Dalam praktiknya, peneliti melakukan hubungan dengan yang diteliti secara intensif. Apabila sample itu manusia, maka yang menjadi responden diperlakukan sebagai partner bukan obyek penelitian.
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan ini seperti hubungan antara subyek dan obyek. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat objektivitas yang tinggi. Pada umumnya penelitiannya berjangka waktu pendek.
9. Analisa Data
Analisa data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan pembangunan suatu teori baru, contoh dari model analisa kualitatif ialah analisa domain, analisa taksonomi, analisa komponensial, analisa tema kultural, dan analisa komparasi konstan (grounded theory research).
Analisa dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik, seperti korelasi, uji t, analisa varian dan covarian, analisa faktor, regresi linear dll.nya.

Daftar Pustaka

· Kadiman, Kusmayanto. [2007] . Riset Dasar: Masih Bermanfaat atau Tidak?. Diakses pada 22 Nopember 2008; 00:49. dari http://netsains.com/2007/09/riset-dasar-masih-bermanfaat-atau-tidak/

· Penelitian / Riset. Diakses pada 22 Nopember 2008; 00:34. dari http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2008/10/metode-ilmiah.html.

· http://rahmiwati.net/analisis-data-kualitatif.html

· http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/teknik-analisis-data-dalam-penelitian/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

anggapan dasar n hipotesis

  1. Pengertian Anggapan Dasar dan Hipotesis
  1. Pengertian Anggapan Dasar

Menurut Prof. Dr. Winanto surakhamd M.Sc.Ed. anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyelidik mungkin meragukan sesuatu anggapan dasar orang lain diterima sebagai kebenaran. Dari contoh kehidupan sehari-hari orang yang berkata bahwa orang yang banyak makan akan menjadi gemuk. Yang ada dibalik ucapan itu adalah suatu anggapan bahwa semua yang dimakan orang tentu dapat dicerna, kemudian berubah menjadi otot dan lemak. Inilah sebabnya maka orang menjadi gemuk.

Jadi anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal yang digunakan untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya dalam pembuatan anggapan dasar yang harus diperhatikan adalah:

1) Membaca buku

2) Mendengarkan berita

3) Berkunjung ke tempat obyek penelitian

4) Dengan mengadakan abstraksi.

Manfaat dalam pembuatan anggapan dasar adalah

1) ada pijakan berfikir yang kokoh

2) untuk mempertegas variable

3) guna menentukan dan merumuskan hipotesis

2. Pengertian Hipotesis.

Secara etimologi, hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu ‘hypo” yang berarti lemah dan “thesis” yang berarti pernyataan. Hipotesis berarti sebuah pernyataan yang lemah, atau kesimpulan yang belum final, masih harus diuji atau dibuktikan kebenarannya. Menurut Kerlinger (2004:30) hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.

Menurut Donal Ary, et. al (1985:76) ada dua alasan yang mendasarinya, yaitu:

a. Hipotesis yang baik menunjukan bahwa peneliti memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan.

b. Dengan hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang pengambilan data dan proses interprestasinya.

Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.

Jadi Hipotesis, secara sederhana merupakan dugaan sementara yang diharapkan terjadi dalam penelitian.

B. Kegunaan Hipotesis

Kegunaan hipotesis antara lain [1]:

1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.

2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.

3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.

4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan

  1. Jenis-Jenis Hipotesis

Hipotesis dapat dibedakan berdasarkan penempatannya dan berdasarkan rumusannya. Adapun jenis-jenis hipotesis dijelaskan berikut ini.

a. Berdasarkan Penempatannya

Berdasarkan penempatan atau posisinya, hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Kedua hipotesis tersebut diuraikan sebagai berikut:

1) Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian biasanya ditempatkan pada bab kedua atau studi kepustakaan setelah kajian teori yang dinyatakan dalam bentuk kalimat. Hipotesis penelitian pada umumnya sama banyaknya dengan perumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan, karena hipotesis ini sifatnya hanya sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Misalnya, Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika siswa.

2) Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik biasanya ditempatkan pada bagian akhir bab ketiga atau bab yang berkaitan dengan analisis data. Hipotesis ini dinyatakan dalam bentuk simbol statistik. Hipotesis statistik hanya bekerja dengan menggunakan sebagian data yang diambil dari populasi atau data sampel. Apabila penelitian dilakukan terhadap keseluruhan anggota populasi maka tidak perlu ada hipotesis statistik. Hipotesis statistik bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunkan data yang diambil sebagian dari populasi atau data sampel yang hasilnya diberlakukan pada populasi.

b. Berdasarkan Rumusannya

Berdasarkan rumusan dalam suatu penelitian, hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu hipotesis nol (null hypotheses) dan hipotesis kerja (alternative hypotheses). Kedua jenis hipotesis ini diuraikan sebagai berikut.

1) Hipotesisi Nol

Hipotesis nol menyatakan tidak adanya hubungan atau perbedaan antara variabel dengan variabel lain atau tidak adanya pengaruh variabel terhadap variabel lain. Hipotesis nol biasanya disingkat dengan H0.

Contoh:

1. Tidak terdapat hubungan yang positif antara iklim belajar dengan prestasi belajar.

2. Tidak terdapat pengaruh langsung konsep diri terhadap motivasi berprestasi.

3. Tidak terdapat perbedaan achievement goals antara mahasiswa yang diajar menggunakan metode diskusi dengan metode ceramah.

2) Hipotesis Kerja atau Alternatif

Hipotesis kerja atau disebut juga sebagai hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antara variabel dengan variabel lain atau adanya pengaruh variabel terhadap variabel lain. Hipotesis alternatif biasanya disingkat dengan Ha atau H1.

Contoh:

1. Terdapat hubungan yang positif antara iklim belajar dengan prestasi belajar.

2. Terdapat pengaruh langsung konsep diri terhadap motivasi berprestasi.

Terdapat perbedaan achievement goals antara mahasiswa yang diajar menggunakan metode diskusi dengan metode ceramah.

  1. Ciri-ciri hipotesis

Ciri-ciri hipotesis yang baik:

1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas

2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.

3) Hipotesis harus dapat diuji

4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.

5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.

  1. Menggali dan merumuskan hipotesis

Dalam menggali hipotesis, peneliti harus [2]:

1) Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.

2) Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.

3) Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuaia dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.

Good dan scates memberikan beberapa sumber untuk menggali hipotesis :

1) Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu

2) Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan

3) Imajinasi dan angan-angan

4) Materi bacaan dan literatur

5) Pengetahuan kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki.

6) Data yang tersedia

7) kesamaan.

Sebagai kesimpulan , maka beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis dapat diberikan sebagai berikut :

1) Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik

2) Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaraif dan berbentuk pernyataan.

3) Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang dapat diukur.

4) Hendaknya dapat diuji

5) Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.

DAFTAR PUSTAKA

http://wennygirlyahoocoid.blogspot.com/2009/06/bab-i-pendahuluan-1.html

http://wennygirlyahoocoid.blogspot.com/2009/06/bab-i-pendahuluan-1.html

http://heksaviolet.wordpress.com/2009/11/04/hipotesa/

Furchon, Arief, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya: 1982



[1] Drs. Arief Furchon, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya: 1982, hal. 126

[2] Ibid, hal. 133

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS